Search This Blog

Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.

Blog Archive

ABOUT



Jadi, yang belum tahu Software Engineer itu apa, yaitu seseorang yang menerapkan prinsip dan best practice pada software engineering dalam proses perancangan, pengembangan, pengujian, dan perawatan sebuah perangkat lunak.
Cukup intronya ya.

Awal mengenal programming

Sebenarnya, saya mulai mengenal programming sejak SMP. Jangan bayangkan ketika SMP sudah bisa coding hal yang sophisticated, macam bikin sistem informasi, ataupun aplikasi mobile. Big no. Saya mulai mencoba belajar coding waktu itu menggunakan bahasa Pascal, dengan compiler FPC. Dulu belajarnya di portal milik Tim Olimpiade Komputer Indonesia, lupa linknya tapi.
Berlanjut hingga SMA, pada waktu itu dikirim oleh sekolah untuk ambil bagian dalam OSN tingkat kabupaten bidang komputer. Bayangan awal, ini soalnya tak jauh dari materi umum seputar IT dan programming. Big no. Tetap ada programming, cuman soalnya lebih ke arah debugging, alias baca codingan, dan soal yang berkaitan dengan matematika, macam kombinatorika, aljabar maupun logika matematika.

Jaman kuliah

Setelah lulus SMA, saya pun diterima di FILKOM UB, disaat yang bersamaan saya akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari seleksi Taruna Akpol.
Di kuliah pun berlanjut belajar coding juga, bahasanya Java waktu itu. Di saat itu, saya masih belum punya bayangan untuk jadi apa setelah lulus, masih punya mindset mahasiswa pada umumnya, cari nilai bagus. Belajar pas kuliah saja, pernah pula jadi budak proker. Masa kelam hehe.
Saya akhirnya dipertemukan dengan teman-teman yang lebih dulu jago coding, macam Fathony, Imam, Arrizal, Mas Echa, dan banyak lagi. Beruntung saya masih punya rasa malu, mereka sudah jago, masa saya masih segini-gini aja. Saya pun bertekad untuk bisa jago seperti mereka.

Memulai belajar

Untuk bisa mengejar ketertinggalan, saya pun harus belajar diluar materi kampus. Pernah waktu itu saya belajar coding Android pada Android Student Club, yang diadakan oleh Google Student Ambassador UB. Belum ada Android Kejar waktu itu, sekitar tahun 2015. Pernah pula belajar coding web pakai PHP. Di saat inilah, saya masih bingung mau mendalami yang mana, belajar juga masih moody. Masa kelam juga.

Looking for opportunity

Saya tidak bisa seperti ini terus. Akhirnya, saya pun memberanikan diri cari part time job sebagai programmer. Saya menilai, kerja part time jadi programmer akan ngeboost skill dengan cepat, karena pressure kerja yang mungkin saja besar.
Pernah suatu waktu, saya ikut seleksi dengan AdIns. Hingga 3 kali ikut seleksi, gagal. Bingung juga, gagalnya dimana, test paper coding bisa jawab, interview lancar. Ya sudah, mungkin belum rejeki.
Akhirnya terbesit keinginan, untuk belajar coding iOS, terlihat menjanjikan untuk masa depan. Ya sudah, hutang ke emak 8 juta, buat beli MacBook bekas. Dari sini pun saya mulai belajar coding iOS.
Setelah belajar hal-hal basic, macam belajar Swift, layouting pakai Auto layout, penyakit di masa kelam kambuh lagi. Belajar setengah-setengah dan moody. Saatnya harus cari tantangan dan pressure.

Journey begins

Ketemu dengan Hilmi, waktu itu dia sudah part time di Gumcode sebagai Android Engineer, iseng lah tanya, ada lowongan iOS tak? Langsung dah di rekomin dan akhirnya perjalanan karir sebagai software engineer dimulai. Sekitar Q3-Q4 tahun 2016 alias kuliah semester 4.
Projek pertama saya waktu itu mengerjakan aplikasi ojek online MangJek, dengan target pasar di Palembang (sayangnya, sekarang sudah defunct). Awal mengerjakan, bingung setengah mati masalah layouting, initiate network request nya bagaimana, mengatur flownya bagaimana, dan lain-lain. Lebih dari 6 bulan berjalan, aplikasi akhirnya rollout ke production. Milestone besar pertama saya, bisa mengatasi segala kendala waktu development dan publish aplikasi iOS di App Store, walau pakai akun klien.

Looking for opportunity, again

Setelah projek selesai, saya pun akhirnya menganggur. Saya tidak bisa menganggur terlalu lama, karena bikin skill tumpul. Akhirnya, saya coba apply sebagai iOS developer di DOT Indonesia, dengan harapan dapat tantangan baru, dan benefit yang lebih baik.
Hasilnya, saya belum diterima menjadi bagian dari DOT, mungkin belum rejeki lagi.

Sederet kegagalan

Saya bisa mencapai titik ini bukan tanpa halangan. Setidaknya, saya pernah gagal sebanyak 10 kali dalam perjuangan membangun karir sebagai software engineer. Diantaranya adalah:
  • 3 kali gagal AdIns
  • 1 kali gagal DOT
  • 1 kali gagal Tokopedia (no feedback after online test)
  • 1 kali gagal Technobit Indonesia (no feedback)
  • 2 kali gagal Blibli, campus hiring & future program (kalau tak salah ingat, gagal setelah online test & psychotest)
  • 1 kali gagal SE Intern Traveloka (no feedback after online test)
  • 1 kali gagal GO-JEK (no feedback after apply via LinkedIn)
  • 1 kali gagal Bukalapak Scholarship 2017 (failed at final test)
Kegagalan yang saya alami ada yang memang kurang beruntung saja, ada pula yang memang saya kurang maksimal pada waktu tes (seperti yang saya alami waktu seleksi beasiswa BL, kurang bisa mengelola waktu dengan baik ketika mengerjakan).
Dan akhirnya, sederet kegagalan ini saya jadikan pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan sebagai pemacu untuk terus banyak belajar dan mempersiapkan diri dengan maksimal sebelum proses seleksi.

Akhirnya menjadi Nakama Tokopedia

Saya pernah gagal test di Tokopedia, mungkin gara-gara test onlinenya jelek, makanya tidak ada feedback setelahnya. Pada waktu skripsi 50–60%, saya akhirnya apply via LinkedIn, juga apply ke GO-JEK yang akhirnya cuma dikacangi (mungkin requirement nya kurang masuk).
Akhirnya setelah apply, dapat lah link test Codility untuk dikerjakan. Setelah test Codility, diberitahu seminggu kemudian untuk interview user. Interview user ini yang dibahas seputar technical. Setelah interview, akhirnya menunggu agak lama hingga mengantongi offering letter.
TMT 26 Februari 2018 saya akhirnya mulai join, dan menjalani probation selama 3 bulan, dan Alhamdulillah lulus probation, dan lanjut hingga sekarang. Banyak yang saya pelajari dan mendapat banyak pengalaman dari sini, mulai bagaimana caranya coding dengan benar, mengimplementasikan berbagai design pattern & arsitektur yang ada, collaboration workflow, mengelola task dengan maksimal supaya tidak lewat timeline, kolaborasi dengan Product Owner, Test Engineer, UI/UX, dan sesama engineers, bergabung ke tim interviewer user, hingga menjadi mentor kelas iOS development untuk iOS Test Engineer Team.

Target kedepannya

Saya ingin belajar banyak diluar iOS development, seperti belajar backend, distributed computing, microservice, hingga scalability. Tak menutup kemungkinan pula untuk belajar untuk bisa menjadi servant leader suatu saat nanti.
Semoga bisa mencapai level yang lebih tinggi lagi di suatu saat nanti, seiring meningkatnya jam terbang, pengalaman maupun skill.

Penutup

Meminjam motto Kopaska TNI AL, yang berbunyi Tan Hana Wighna Tan Sirna.
Dalam perjuangan dalam menggapai impian dan cita-cita, pasti ada rintangan, dengan tekad dan keyakinan yang kuat, rintangan yang ada dapat diatasi.
Kegagalan yang bisa terjadi ketika berproses merupakan sebuah pembelajaran yang berharga, agar tidak terjatuh di kesalahan yang sama dan sebagai pelecut untuk lebih baik lagi dari sebelumnya.
Selagi punya impian dan cita-cita, tugas kita adalah berjuang supaya impian dan cita-cita bisa tercapai, dan berdoa kepada Tuhan supaya diberikan jalan dan hasil yang terbaik.
Man jadda wajada.

Contact Us


WE ARE ACCEPTING NEW PROJECTS.

DIAZ IRANIAN
Unicorn indonesia
Startup Indonesia, diaziranian@gmail.com
WA/087784985885
012 5234567